Senin, 28 Maret 2011

Karena Engkau Berharga....

Sebuah cerpen Penggugah Jiwa,
Karya Sahabat Terbaik A!r

Seekor Muray terbang melayang melintas cakrawala, bersiul riang mempercantik irama nyanyian alam.  Kesana kemari sambil menghempaskan penat, semakin lama semakin merendah. Ia melihat sejumput rumput liar sedang tertunduk lesu mengusik keceriaan.   
“Tak biasanya..” pikirnya, kemudian ia terbang semakin landai.
“Assalamu’alaykum, teman!” Muray menyapa dengan ramah.
“Wa’alaykum salam, kawan!” jawab si rumput dengan senyum yang dipaksakan.
“Apa yang terjadi? Sepertinya segelintir masalah sedang bertengger dibalik senyummu itu..”
“Ah, hanya masalah kecil, tidak terlalu penting!”
Sekecil apapun masalah tetaplah masalah, akan berkurang setengahnya apabila kita saling berbagi.
“Tapi kau tidak akan mengerti..”
“Mungkin aku bisa membantu, aku tidak akan bisa bersiul sementara ada saudaraku yang menghadapi kesulitan.”
“Baiklah, jika kau memaksa.” Kemudian rumput itu melanjutkan.
“Hmmm.. akhir-akhir ini aku merasa.. Mengapa aku diciptakan sebagai rumput liar yang selalu diinjak-injak dan tak dihiraukan oleh manusia. Mengapa mereka dengan tanpa perasaan menginjak kami, perlakuan mereka pun berbeda bila berjalan di atas rumput lain, rumput Jepang misalnya. Memang tubuh mereka lebih indah dibanding kami, tapi sebagai sesama rumput, kami pun mempunyai hak yang sama bukan? Apakah penghargaan itu hanya diberikan kepada yang molek saja? Kalau begitu Tuhan tidak adil menciptakan kami seperti ini. Mengapa kami tidak diciptakan seperti mereka? Atau sepertimu, bisa terbang bebas tanpa ada yang bisa menginjak, setiap manusia menengadah bila melihatmu seolah engkau adalah agung... Aku... hanya tak habis pikir..” curahan hati si Rumput diakhiri dengan nada yang hampa.
Muray agak terkejut mendengar cerita si Rumput, namun...
“Saudaraku, tahukah engkau bahwa Tuhan itu Mahaadil? Aku tidak sedang berbohong atau melebih-lebihkan, tapi memang begitu adanya.” Muray memulai dengan menyebut nama Tuhan.
“Sudah kubilang kau tidak akan mengerti Muray, karena kau tidak merasakan apa kami rasakan. Karena kau bukanlah sejumput rumput..!” sanggah si Rumput dengan nada kecewa.

“Saudaraku,” Muray tetap bersabar.
“Memang rumput liar adalah rumput yang paling jarang dihiraukan oleh manusia, yang selalu diinjak-injak, aku mengerti, sepenuhnya mengerti meskipun tidak pernah merasakannya. Memang rumput selalu ditanam dibawah, dan bisa ditemukan dimana saja dengan harga yang murah atau terkadang tidak berharga sama sekali. Namun setiap makhluk diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan, menurutku itu semua justru adalah kelebihanmu, wahai saudaraku.”
“Aku tak mengerti apa yang baru saja kau katakan Muray...” Rumput mengernyitkan alisnya. Muray tersenyum bijak,
“Kokoh, engkau adalah kokoh meski berkali-kali diinjak. Kau tetap berdiri, tak kurang sesuatu apapun.”
“Rendah hati, manusia boleh tak menghiraukan karena kau memang tak mencolok, padahal tahukah wahai sahabat, engkau telah memberikan kehidupan bagi kami para hewan, memberikan perlindungan bagi cacing dan yang lain. Biarlah mereka tak perlu tahu, karena itu akan membuatmu besar kepala.”
Si rumput mulai tertunduk, matanya berkaca-kaca...
“Harga murah bukan berarti kau rendah, melainkan memberi kesempatan pada setiap golongan manusia untuk mampu mendapatkanmu. Bila hargamu mahal, bagaimana dengan kuda yang tidak akan makan, karena pemiliknya tak mampu membelimu? Bagaimana dengan sapi yang tidak akan mampu mengeluarkan susunya karena dia sendiri pun tak mendapat pasokan makanan.”
“Kelembutan yang kau berikan pada setiap anak manusia memberikan kedamaian bagi mereka ketika melepaskakn lelah dengan merebahkan tubuhnya padamu.”
“Meskipun selalu berada di bawah, tetapi engkau masih tetap berada di atas tanah, saudaraku. Kau lihat tanah? Ia bahkan lebih menderita, tapi pernahkah ia mengeluhkan semua itu? Tidak, karena ia tahu tugasnya, sebagai pijakan. Mungkin kau memang merana, tapi ketahuilah masih banyak yang lebih menderita dibandingkan kita.”
“Galilah dirimu lebih dalam, sahabat, karena di situlah kau akan tahu betapa Tuhan Menciptakanmu dengan segala kesempurnaan penciptaan. Kau boleh tak mempunyai bunga, tapi bunga kehidupan adalah milikmu. Kau boleh tak memiliki keharuman yang dapat menarik simpati tapi tanpa itu pun banyak yang bergantung padamu. Tak mengapa kau tak menjulang tinggi karena itu memberikan kesempatan bagi siapapun untuk dapat menggapaimu.”
Butiran air mata mulai berjatuhan, si rumput semakin tertunduk.
“Ketahuilah saudaraku, dengan mengenal diri sendiri kau akan lebih mengenal Tuhan.
“Masing-masing dari kita memiliki tugas yang berbeda, dan Dia menciptakan segala sesuatu sesuai dengan perannya sendiri-sendiri.”
“Meskipun aku bisa terbang, siapa saja bisa menyakitiku. Bebas? Belum tentu. Terkadang kami menarik perhatian manusia sehingga mereka menangkap kami, adakah manusia yang menangkap lalu mengurungmu? Aku rasa tidak.”
“Lalu bagaimana dengan rumput Jepang? Memang mereka lebih elok daripadamu, tapi apakah mereka sekuat dirimu? Boleh jadi dia lebih berharga darimu, tapi apakah memberi kesempatan kepada setiap makhluk untuk memilikinya?”
Si Rumput mengeleng lemah.
“Wahai sahabat, Tuhan itu Mahaadil dan akan selamanya seperti itu. Dialah yang mengajari kita apa itu kehidupan. Dia yang menjadikan kita sebagai bahan pembelajaran bagi orang-orang yang berpikir. Usahlah manusia menghargai kita, cukup Tuhan yang mengetahuinya, karena Dialah sebaik-baiknya Saksi.”
Si Rumput tak berkata-kata, tapi Muray tahu bahwa ia telah mendapat pelajaran baru.
“Semoga percakapan kita ini bukanlah percakapan yang sia-sia. Selamat tinggal saudaraku, ingatlah selalu bahwa Tuhan tetap bersama kita. Assalamu’alaykum, Sahabat!” sambil tersenyum, Muray melambaikan sayapnya dan mulai terbang.
”Wa’alaykumussalam, Muray, terima kasih” jawab si Rumput sambil menangis haru.
Muray pun terbang semakin tinggi, hendak mencari pembelajaran baru kembali.
Namun... Tak lama kemudian...
DZINGNGNGNG...!
Sebuah peluru senapan angin menembus tepat di jantung Muray yang jatuh seketika. Darahnya menggenang membasahi Si Rumput yang tercengang.
“Hahaha!  Akhirnya ada juga yang bisa kumakan hari ini!” seorang pemburu membawa tubuh Muray dengan genggaman kuat, meninggalkan bercak darah yang menempel pada tubuh si rumput bersama dengan kehangatan cintanya...


“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia...”
(Q.S. Ali Imran: 191)

Senin, 21 Maret 2011

Untuk Mu Wahai Kalbu


  • Dalam Kalbu ada koyak yang hanya bisa dirajut dengan mendatangi ALLAH.....

  • Di dalamnya ada nestapa yang hanya bisa dihilangkan dengan senang berkhalwat bersama-NYA.......

  • Di dalamnya ada duka yang bisa dilenyapkan oleh rasa bahagia dengan mengenal-NYA dan jujur dalam berinteraksi dengan-NYA.....

  • Di dalamnya ada kerisauan yang hanya bisa ditenangkan dengan berkumpul bersama-NYA dan lari menuju-NYA......

  • Di dalamnya ada api kesedihan yang hanya bisa dipadamkan dengan rida kepada perintah, larangan, dan ketetapan-NYA serta senantiasa bersabar hingga engkau menjumpai-NYA..... 

Apa kita telah merasakan semua itu?

Dalam Kalbu koyak, nestapa, duka, risau, dan penyesalan. Obatnya hanya satu! Yaitu, Mengenal ALLAH....




"Sering kali dirimu diminta untuk taat, tapi hatimu senantiasa merasa berat, karena memang tak mencintai ketaatan. Karena itu, yang pertama kali kita lakukan adalah mengobati kalbumu. Bila sudah sembuh, nikmat cinta pun akan datang dengan sendirinya"
(Syekh Ibn 'Atha'illah)



Seorang shaleh menuturkan, "Shalat adalah cahaya yang memancar dari kalbu seorang mukmin. Ia mencerahi wajahnya dan terpantul pada semua anggota badannya. Dengan cahaya inilah ALLAH membimbing pendamba rida-Nya menuju berbagai jalan keselamatan. Mukmin selalu dipancari cahaya, ia mampu melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Pada hari kiamat nanti, cahaya ini benderang di depan dan di sisi kanannya."
Sungguh kata-kata yang mencerahkan, wajar saja, sebab ia berbicara tentang shalat :-)


Shalat yang menakjubkan, Ia meresap ke seluruh relung kehidupan kita. Lima kali sehari semalam, ia membersihkan kita dari segala noda, dan membebaskan kita dari jerat dunia. 


Kala sibuk dan tekun bekerja, shalat dzuhur tiba untuk mengingatkan kita kepada ALLAH. Setelah itu, kita pun terus bekerja hingga lelah. Lalu, tibalah shalat asyar untuk memulihkan semangat pada tubuh ini. Setelah itu, kita terkadang  tertidur. Shalat maghrib tiba untuk menghidupkan kita dari kematian. Shalat Isya menyusul untuk menutup hari yang sibuk ini. Demikianlah manusia kemudian memulai harinya yang baru dengan shalat shubuh dan dengan cahaya baru.

Shalat merupakan stasiun pengisi bahan bakar bagi tubuh, ketika tekad berkurang, semangat menurun, dan badan melemah, shalat datang untuk menyuplainya dengan bahan bakar illahi. Dengan shalat fisik kita hidup di bumi namun jiwa kita terhubung dengan langit.

Ikhwahfillah, perhatikan kaitan antara shalat dan segala sesuatu dalam hidupmu.
Menarik sekali, ketika seorang anak lahir, kita disunahkan melantukan azan di telinga kanannya dan iqamat di telinga kirinya. Selama ada adzan dan aqimat, maka shalat harus dilakukan. Tidakkah kita sadari ilkhawafillah, bahwa  kita akan dishalatkan.

Hidupmu berawal dengan adzan dan berakhir dengan shalat. Antara awal dan akhir ada kehidupan yang bertema, "Dirikan shalat!" :-)




"Meminta dan Mencinta......"




















Kamis, 17 Maret 2011

Untuk Sebuah Kata Pengorbanan dan Keikhlasan (Part-2)

Dinda…..
Seorang wanita kuat yang aku lihat,tapi ternyata dia rapuh, rapuh akan keadaan sekitarnya, dan aku memakluminya, mungkin apabila aku ada diposisinya aku tidak akan sanggup menghadapinya.


“ ALLAH tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”  (QS.Al-Baqaroh:285)


Dinda menceritakan semua masalahnya, sebenarnya sudah aku ketahui dari pertama kali dia memperkenalkan diri dipagi itu, tetapi sekarang dia menceritakan semua kondisinya yang lebih detail, dari masa lalunya sampai terjadinya “kejadian” ini, tanpa dia sadari sebenarnya dia telah menceritakan aibnya sendiri. Dinda menceritakan apa yang dia alami pada setiap harinya, dan aku selalu mengatakan  “ Kamu hebat din, bertahanlah demi masa depan mu, insya allah semuanya akan berakhir indah” ucapku pada Dinda.
Cerita demi cerita mengalir dari pengakuan dinda, dan aku?aku disini hanya menjadi pendengar yang baik untuk seorang sahabat, akan kusimpan rapat-rapat semua rahasia itu….


Suatu hari, Dinda menghubungi ku via telphon, seperti biasa dia menangis lagi, setelah aku coba menenangkannya, dan dia setelah dia sedikit tenang, akhirnya Dinda berkata “ Mba, saatnya kita bongkar semua rahasia ini, saatnya mba harus bicara….” Dan aku pun tersenyum lega.

Hari minggu kelabu….
Huuuufffhhh ingin rasanya berhenti sejenak dari semua rutinitas dan segala masalahnya. Sengaja aku rubah profile HP ku menjadi “silent”, memang kebiasaan ku juga setiap week end me nonaktifkan HP ku, hari libur adalah hari untuk keluarga ku, keluarga adalah segalanya sudah sepantasnya kita sisihkan waktu beberapa jam saja untuk  bercengkrama dengan mereka, hanya untuk saling berbagi dan mengisi.  Setelah seharian aku tinggalkan, sore hari aku cek kembali HP itu, lalu aku terkejut melihat layar HP ku, ada puluhan miscall dan beberapa SMS masuk You Have 20 misscall From “ Rizky”

-----------------------oOo-----------------------

Chapter 3
“From Zero to Hero”

Seorang remaja itu harus dikeluarkan dari sekolahnya karena tunggakan uang sekolah yang sudah berbulan-bulan tidak ia bayar. Dia hidup hanya bermodalkan tinggal di sebuah mesjid agar tetap bisa bersekolah, menjadi penjaga perpustakaan di sebuah mesjid tak menjadi masalah bagi dia, asalkan dia masih bisa menyambung hidupnya. Dengan gigihnya dia berjuang melawan waktu, akhirnya dia dapat meraih segalanya bahkan dia bisa meraih yang belum tentu bisa kita raih, dia bisa  meraih kata bernama “Pahala”...

Mungkin cerita itu biasa kita lihat di film-film atau sinetron,atau biasa kita baca dari sebuah buku atau novel, atau bahkan hanya biasa kita dengar dari cerita orang. Tapi tidak untuk sahabatku, dia mengalaminya sendiri jalan cerita itu, tertatih-tatih dia menyusun puzzle kehidupannya yang begitu sederhana dan sulit. Dia berjuang dan terus berjuang, dari hasil kerja kerasnya akhirnya dia bisa meraih segalanya. Yaa...seperti saat ini, dia memiliki harta, jabatan, kedudukan, dan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.



Subhanallah....hebat bukan sahabat ku itu?
Dan orang itu adalah “Rizky” sahabat yang baru aku kenal, seiring waktu berjalan dengan segala rahasia hidupnya menceritakan semua pengalaman hidup yang ia alami. Aku sendiri banyak mengambil hikmah dari perjalanan seorang Rizky, salah satunya adalah menjadi hamba yang lebih bersyukur....


“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang engkau dustakan” (QS. Ar-Rahman)


Rizky yang baik hati, Rizky yang humoris, Rizky yang selalu bersemangat, dengan segala kekurangan dan kelebihannya,serta dengan segala permasalahan yang ada, aku anggap dia sebagai sahabatku, tidak lebih, dia memberikan aku ilmu dari perjalanan hidupnya, dan aku sangat bangga padanya.
Dibalik semua semua itu, ada yang aku ketahui tapi tidak ia ketahui, sesuatu yang ia sembunyikan, sangat tersirat ada dihadpanku, sesuatu yang seharusnya tidak boleh aku ketahui. Perlahan rasa bangga itu sedikit pudar menjadi kecewa, sebenarnya ingin aku tanyakan apa yang mengganjal dihatiku sejak awal dan mengakhiri semuanya. Tetapi demi seseorang aku harus memendam semuanya, menyimpan beribu rasa tanya dalam benakku, menyimpan rasa kecewa itu, dan menyimpan sebuah kenyataan yang terpendam, aku simpan semua dalam hati dan senyumku...


Kalian tahu, apa yang membuat aku bertahan dalam sikap diamku? aku hanya mengikuti semua alur sebuah skenario...

-----------------------oOo-----------------------

Chapter 4
Rahasia yang Terkuak

Suatu hari, setelah aku mendapatkan telpon dari seseorang, aku ingin mengajak rizky makan bersama, akhirnya pergilah kita menuju suatu restorant Bebek Goreng. Restorant itu cukup sepi, waktu itu kebetulan yang terisi hanya meja kita saja, “mmmhhh, saat yang tepat sepertinya....” bisikku dalam hati. Setelah kita memesan menu kita masing-masing mulailah kita bercerita tentang pengalaman masing-masing sambil menunggu pesanan datang.


Entah kenapa saat itu aku hanya ingin menjadi pendengar, aku mendengarkan semua cerita rizky hanya diselingi senyum dan tanpa banyak komentar. Selesai rizky bercerita akhirnya aku mulai mencoba mengeluarkan suaraku dan kata yang pertama kali terlontar dari mulutku saat itu adalah “ky...I know who you are?” Rizky heran dengan pernyataanku, hanya berguman  “maksudnya?” lalu aku menyebutkan sebuah nama mungkin ia kenal, setelah aku menyebutkan nama itu, raut wajah Rizky mulai berubah, kaget, marah, dan kecewa, itu yang aku baca dari wajahnya. Lalu dia bertanya darimana aku kenal orang yang aku sebutkan.
 

Nama “Dinda” bagaikan petir disiang bolong bagi Rizky, dia sangat kaget darimana aku sampai mengetahui dinda, dan aku hanya menjawab dari Facebook. Tiba-tiba ditengah percakapan pelayanan restorant datang membawakan pesanan makanan, dan hilang sudah selera makan kita berdua, makanan itu hanya menjadi pajangan meja.


Rizky akhirnya menceritakan siapa jati dirinya, yang sebenarnya sudah aku ketahui dari awal, dia pun menceritakan masalah kondisi rumah tangganya dengan Dinda yang mungkin aku dengar agak bertolak belakang dengan yang Dinda ceritakan, tapi aku tidak mengeluarkan satu patah kata pun yang telah diceritakan Dinda kepadaku, aku simpan rapat rahasia mereka masing-masing. Seharusnya aku marah, aku benci, aku akhiri semuanya! Tetapi lagi-lagi karena permintaan seseorang aku harus memendam semuanya, aku harus tetap tersenyum agar tidak ada yang tersakiti, dan sungguh tidak ada kata benci dihatiku untuk Rizky.

Yaah...Mungkin kalian sudah bisa menebak siapa itu Rizky dan Dinda, ternyata mereka adalah sepasang suami istri. Dan aku, aku hanyalah sahabat dari mereka berdua, aku sahabat Rizky sekaligus Dinda. Siapa itu Rizky sebenarnya sudah aku ketahui dari awal Dinda menghubungiku kala dini hari itu.
Kenapa aku diam?
kenapa aku pura-pura tidak tahu?
karena itu semua adalah permintaan Dinda, Dinda takut apabila Rizky mengetahui Dinda menghubungi aku dan membongkar semuanya, dia akan marah besar, Dinda sangat mencintai Rizky, dia takut kehilangan Rizky dan aku sangat tahu itu, oleh karena itu aku ikut dalam skenario Dinda untuk membantu agar Dinda bisa mendapatkan kembali cintanya, keluarganya, dan ayah dari anak-anaknya.
Setelah itu, akhirnya komunikasiku dengan Rizky bisa aku batasi, karena sebenarnya itu yang ingin aku lakukan dari pertama kali tahu, tapi kembali lagi karena permintaan seorang sahabat aku korbankan segalanya, walaupun bertolak belakang dengan hati...


Minggu itu...
Setelah melihat puluhan misscall dari Rizky, aku berniat mengirim sms padanya bahwa telpon nya tidak terjawab karena HP aku silent. Tapi baru saja akan menekan kipet HP ku, tiba-tiba ada sms masuk, ku urungkan niat mengirim sms, dan membaca terlebih dahulu sms masuk itu, ternyata dari Rizky...



Setelah aku tekan tombol read, aku merasakan tiba-tiba mataku sangat panas, jantungku berdetak tak menentu, aku baca perlahan kata demi kata, berharap dia salah kirim, tetapi tidak! itu benar-benar pesan untuk ku. Kata-kata kasar  bernada ancaman telah keluar dari mulutnya melalui sms itu, aku dianggap telah memanfaatkan nya dalam pekerjaan, aku dianggap telah mengkhianatinya dalam persahabatan, aku dikira bersekongkol dengan Dinda. Saat membaca sms itu aku hanya berkata dalam hati “ Masya ALLAH, apa salahku? bukankah aku yang seharusnya merasa dikhianati? bukannya aku yang dibohongi?” tapi aku hanya bisa mengelus dada sambil beristigfar.

Dinda tahu masalah sms benada ancaman itu, dan dia meminta maaf atas perilaku Rizky suaminya, aku pun hanya terseyum, Rizky sahabatku juga tentunya aku maafkan. Keesokan harinya Rizky pun meminta maaf padaku, karena aku yakin Rizky tidak pernah bermaksud menyakiti siapapun.
Aku kira itu akan menjadi akhir dari segalanya, tetapi ternyata tidak!
Ini adalah awal dari segala "MASALAH"....

Masalah demi masalah bermunculan dengan adanya awal cerita ini....


Still To Be Continue....

Ending Story "COMMING SOON"






Jumat, 11 Maret 2011

Hati Seluas Samudra

Sepenggal Kisah Bermakna....
Semoga Bermanfaat dan selalu menjadi bahan renungan ^_^'

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang pemuda yang kelihatannya sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka sangat kusut. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Kemudian Ia menyampaikan segala keluh kesahnya pada Pak Tua. Dengan tatapan yang bijak, Pak Tua hanya mendengarkan dengan seksama, tanpa berkomentar sedikitpun.

Setelah pemuda itu selesai, Pak Tua segera mengambil segenggam garam, dan meminta
sang pemuda untuk menyiapkan segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya.", ujar Pak tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang pemuda, sambil memuntahkan semua air yang diminumnya. Pak Tua itu, sedikit tersenyum.

Pak Tua kemudian mengajak tamunya untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Sesampainya di telaga, Pak Tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk seakan garam itu dibuatnya merata ke seluruh telaga.

"Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Setelah pemuda itu meminumnya, Pak Tua bertanya lagi, "Bagaimana rasanya?". Pemuda menjawab,"segar". "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si pemuda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si Pemuda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Luasnya hatimu, akan menawarkan segala kepahitan yang mendatangimu. Janganlah pernah engkau menolaknya, karna kepahitan itu selalu datang untuk mendewasakanmu, menyiapkan dirimu tuk menyambut kepahitan berikutnya...

"Dan Luaskan lagi Hati mu seluas Samudra....."


Rabu, 09 Maret 2011

Untuk Sebuah Kata Pengorbanan dan Keikhlasan (Part-1)

Chapter 1
Perkenalan Itu

Jarum jam di kamarku menunjukan hampir tengah malam, tiba-tiba  terdengar ringtone HP ku berdering, kemudian ku tekan tombol berwarna hijau dan..... "tuut...tuut...tuut... "
tidak ada jawaban

Pagi menjelang, bahkan ku pikir waktu itu masih dini hari. Selesai tilawah saat itu, HP ku kembali berdering, aku lihat layar HP ku tertera nomor tak di kenal, tanpa aku sadari itu adalah nomor hp  yang tadi malam menghubungiku. Kemudian aku angkat dan menyapa seseorang disebrang sana : “ Assalamualaikum….”  hening untuk beberapa saat dan masih tidak ada jawaban.

Hingga tak lama kemudian terdengar suara menjawab salam ku dengan ragu….

Sebelumnya….



Juni 2010
Perkenalkan namaku Syifa :-),umurku 22 Tahun, berkepribadian sederhana, agak idealis, sedikit tertutup, tetapi sangat suka berteman  dengan siapa saja. Aku adalah karyawati baru di salah satu perusahaan swasta, saat ini aku sedang mendapatkan tugas dari kantor baruku untuk mengawasi suatu proyek disalah satu perusahaan BUMN ternama.
Sebut saja “Rizky” dia adalah seorang laki-laki yang baru aku kenal dari perusahaan tetangga. Apabila pertama kali melihatnya kalian bisa menduga kalau sosok seorang rizky umurnya tidak berbeda jauh dengan ku, terlihat dari wajah, penampilan dan gaya bicaranya yang begitu terlihat cerdas.
Kebetulan sekarang ini ada beberapa proyek yang sedang dikerjakan di salah satu cabang perusahaan BUMN di bilangan Blok-M Jaksel. Rizky termasuk orang  yang sangat mencolok saat itu, karena dia yang paling vocal dan banyak berkomentar dalam rapat yang sedang berlangsung. Aku berkata dalam hati : “Cerewet bgt sih tuch orang!” guman ku.
Pekerjaan ku sekarang ini mengharuskan adanya kerja sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, otomatis frekuensi pertemuan aku dan Rizky semakin sering.

Dengan seringnya bertemu, ada sudut pandang lain yang berbicara. Entah karena rekan-rekan lain melihat kami seumuran, entah karena sering melihat aku dan Rizky beradu argument, karena teramat sering kami berbeda pendapat, seolah-olah mereka melihat kita sering berinteraksi. Banyak yang membicarakan tentang kita, dari berita benar sampai berita yang tidak benar pun ikut beredar. Awalnya risih, tapi aku coba tidak peduli, karena tidak ada dasar apa-apa mereka membicarakan kita. Mereka bilang karena kita sama-sama anak muda, dan sama-sama single, ya single! aku pertegas kembali single! karena hampir semua rekan kerja disana umurnya hampir seumuran dengan ayahku.

Saat awal berkenalan, kita hanya meminta alamat email masing-masing untuk urusan pekerjaan, lalu berbincang-bincang mengenai pribadi masing-masing, ternyata umurnya tidak berbeda jauh dari ku, dia lebih satu tahun diatas ku, dia tinggal dijakarta jauh lebih lama dibandingkan aku, dan dia tinggal disebuah kosan daerah Jakarta selatan akunya.
Dengan adanya "persepsi negatif" orang-orang, aku menanggapinya biasa saja, tidak ditanggapi serius, karena aku pikir nanti juga berita seperti ini akan hilang dengan sendirinya, dan kupikir itu hanya sebagai candaan aja jadi tidak pernah aku masukan dalam hati. And Of Course I don’t have fell anything to him...soo "case close…."

Tetapi tidak untuk Rizky, ternyata perasaan dan pikiranku berbanding terbalik dengan yang dirasakan Rizky, mungkin diam-diam Rizky menyimpan rasa kepadaku, terlihat dari cara dia bersikap dan memberikan perhatian. Rizky sering mengirimi ku sms tidak penting, awalnya memang menanyakan masalah pekerjaan, tetapi ujung-ujungnya dia sms hanya untuk sekedar menanyakan kabar dan lain-lain. Aku pun tidak terlalu tertarik untuk membalas semua sms-sms dari nya, kadang hanya membalas seperlunya.

Rizky sempat menyatakan perasaan nya padaku secara tidak langsung, tetapi sayang aku termasuk pribadi yang sangat idealis, memiliki prinsip yang Insya Allah selalu aku jaga sampai waktunya tepat, termasuk untuk berkenalan dengan seorang laki-laki, dengan kata lain aku tidak mau berpacaran. Apabila Rizky ada rasa terhadap aku, aku hanya menghargainya nya sebagai fitrah saja, dia berhak suka seseorang, ALLAH menciptakan fitrah cinta dan kasih sayang pada diri setiap makhluknya. Dan aku juga kebetulan bukan termasuk orang yang gampang membuka hati, maaf…bukan bermaksud memilih-milih, hanya ingin menjaga hati untuk sang Illahi dan sampai dipertemukan dengan orang tepat yang sudah tercatat di Arys-NYA, itu saja :)
karena hal itu aku harus bisa menjaga sikap biasa saja terhadapnya, tidak menjauh dan tidak juga semakin mendekat, biasa saja layaknya seorang rekan kerja. Demi menjaga profesionalisme kinerja, aku tidak boleh mencampur adukan masalah pribadi dan masalah pekerjaan.



Chapter 2
Wanita Terluka


Juli 2010
Pagi itu,
Bahkan kupikir ini masih dini hari. Saat itu tepatnya selesai tilawah, HP ku kembali berdering, aku lihat layar HP ku tertera nomor tak di kenal, tanpa aku sadari itu adalah nomor hp  yang tadi malam menghubungi ku. Tanpa pikir panjang aku tekan tombol hijau di HP ku dan reflexs menyapa,
“ Assalamualaikum….”  heniiiing  tak ada jawaban...
Tak lama kemudian terdengar suara menjawab salam ku dengan ragu….
“Waalaikumsalam….” Jawab seorang dengan suara parau, terdengar seperti habis menangis, ternyata seorang wanita yang menghubungiku.
“Ya, ada yang bisa aq bantu mba?” Tanya ku
“Ini Syifa…” Wanita itu balik bertanya
“Iya ini Syifa, maaf ini siapa ya?” Jawab ku heran

Lalu wanita itu menyebutkan salah satu nama dan menanyakan apakah aku kenal dengan orang yang baru saja ia sebutkannya. Pada awalnya aku bingung karena nama yang disebutkan itu tidak asing di telinga ku, bahkan ada beberapa orang yang aku kenal dengan nama tersebut. Oh,mungkin yg di maksud wanita ini teman aku di kampus dulu, teman di kost aku, atau teman masa kecil dikampung ku. Masih dengan tanda tanya besar dibenak ku, akhirnya wanita itu memperkenalkan siapa dirinya, hingga mengalirlah cerita demi cerita yang membuat aku benar-benar tercengang, pertanyataan dan pernyataan mulai terlontar dari mulut wanita itu dan aku menjawab dengan tegas sesuai apa yang aku tahu tanpa aq tutup-tutupi. Bahkan wanita itu bercerita sambil menangis menceritakan keluh kesah nya, padahal aku sama sekali tidak mengenalnya. Anehnya kita baru sekitar 20 menit berbicara, tetapi terasa sudah kenal bertahun-tahun, kami mulai memperkenalkan pribadi masing-masing, dan tanpa terasa matahari mulai menyembul dibalik atap rumah tetangga. Aku menerima telpon wanita itu di luar balkon kosanku, masih menggunakan mukena, dengan aL-Qu’an ditangan ku :-x‘

Singkat cerita akhirnya pembicaraan selesai dengan senyuman :-)
"Alhamdulillah...hari ini aku nambah saudari baru lagi" ucapku dalam hati,
“Okee…nanti sms-in no hp mu ya say, assalamualaikum” kata ku mengakhiri pembicaraan, wanita itu pun menjawab pernyataan dan salamku dengan riang.
Lalu “Klik” ku tutup HP yang sudah hampir setengah jam mejeng di telingaku, matahari mulai bersinar sempurna dan aku siap-siap pergi ke kantor seperti biasa nya.

Sebut saja wanita itu "Dinda". Setelah pembicaraan di telpon pagi itu, Dinda sering menghubungi ku, menanyakan kabar masing-masing via sms, chat, FB bahkan comment2an di status FB, nlpn sampai berjam-jam membicarakan masalah dia pribadi, membicarakan makanan enak, membicarakan sale shopping, membicarakan urusan wanita, membicarakan keluarga dan anak-anak nya yang lucu-lucu.
Heeey ternyata Dinda seorang ibu rumah tangga kawan, dia sudah memiliki 2 anak, 1 perempuan dan 1 laki-laki, dan sekarang Dinda sedang hamil anak yang ke tiga, senangnyaaa bisa mendapatkan pengalaman hamil dari Dinda, Bahkan dia sering datang ke kantor ku hanya untuk curhat, I think It’s nice friendship :)

Klian tau kawan?

Ternyata Dinda memiliki masalah yang sangat berat, bahkan aku salut padanya karena bisa bertahan di tengah-tengah masalah yang sedang dihadapinya sekarang itu. Karena permasalahannya itu, kadang dia selalu mengeluh, putus asa dan akhirnya selalu nekad ingin mengugurkan saja bayi dalam kandungan nya, masya allah...miris aku mendengarnya, aku disini hanya bisa memberikan tausiyah-tausiyah dan dukungan tentang indahnya kasih sayang ALLAH, pasti ada hikmah dibalik setiap masalah yang sedang kita hadapi.

Aku hanya bisa memberikan bahu dan pelukan saat dia menangis menumpahkan keluh kesah nya. Dan aku hanya bisa memberikan nasehat-nasehat sederhana :
“Dinda harus sabar, balasan sabar itu indah...”
“insya allah istri shalehah itu calon bidadari syurga apalagi untuk seorang ibu anak itu amanah yang terindah Dinda...”
dan aku selalu berkata pada nya : apapun yang terjadi, Dinda jangan pernah merasa sendiri  ada ALLAH dan doa aku  selalu di samping mu…”
Sangat aku ingat kata-kataku untuk dinda, karena itu adalah sebenarnya nasihat untuk diriku sendiri, tanpa diketahui siapa pun, pada saat yang bersamaan aku memiliki masalah tidak beda jauh pelik nya dengan masalah sahabatku itu. Ingin rasanya aku juga berbagi masalahku dengan nya, tetapi tidak memungkikan aku bercerita pada nya, aku takut malah menambah beban pikiran Dinda, akhirnya kusimpan sendiri semua masalah itu, mungkin dengan menasehati orang lain, aku bisa menasehati diriku sendiri pikirku.

orang sukses adalah orang yang mengerjakan kata-kata yang diucapkannya

dan itu yang ingin aku lakukan…

Untuk membuatnya tenang dan senang aku ikuti semua keinginan nya, aku ikuti semua rencana dan permainan nya, apa yang Dinda minta selalu aku laksanakan, bukan karena kasian, bukan karena terpaksa, tapi karena aku benar-benar sayang padanya. Dan karena aku pun seorang wanita, pasti merasakan apa yang dia rasakan, bahkan air mataku pun ikut mengalir saat dia menangis….

Dan kalian tahu kawan, kenapa Dinda sebenarnya?

To Be Continue......


















Bismillah....

Tes,tes, tes...
Alhamdulillah Punya Blog Baruuu ^_^'...

Ada banyak cerita dan warna dalam Lika-Liku kehidupan ku, terkadang cerah merona, terkadang merah membara, terkadang mengharu biru,bahkan terkadang hitam kelam dan pekat....
Setiap warna memiliki keindahan tersendiri, dan cahaya yang terpancar dari warna-warna tersebut lah yang akan membentuk "Pelangi Kehidupan...."


Tentunya aku syukuri semua garis warna yang sudah ALLAH SWT goreskan di atas kanvas kehidupan ku, karna aku yakin goresan warna itu adalah cara DIA untuk menuntun aku bertemu dengan-NYA....

Setiap goresan-goresan itu ingin aku tuangkan dalam sebuah tulisan.
Nama-nama kalian kan ku ukir dengan tinta emas agar senantiasa terpatri dalam hati...


Untuk mereka yang kuCinta, untuk mereka yang kuPuja, untuk mereka yang telah menggoreskan warnanya masing-masing diatas kanvas kehidupan ku....

Dan itu adalah "Impian" ku....


My Birthday....

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers